Loading

Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda yang berbasis ordinary least square (OLS). Jadi analisis regresi yang tidak berdasarkan OLS tidak memerlukan persyaratan asumsi klasik, misalnya regresi logistik atau regresi ordinal. Demikian juga tidak semua uji asumsi klasik harus dilakukan pada analisis regresi linear, misalnya uji multikolinearitas tidak dilakukan pada analisis regresi linear sederhana dan uji autokorelasi tidak perlu diterapkan pada data cross sectional.

Uji asumsi klasik juga tidak perlu dilakukan untuk analisis regresi linear yang bertujuan untuk menghitung nilai pada variabel tertentu. Misalnya nilai return saham yang dihitung dengan market model, atau market adjusted model. Perhitungan nilai return yang diharapkan dapat dilakukan dengan persamaan regresi, tetapi tidak perlu diuji asumsi klasik.

Uji asumsi klasik yang sering digunakan yaitu uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, uji normalitas, uji autokorelasi dan uji linearitas. Tidak ada ketentuan yang pasti tentang urutan uji mana dulu yang harus dipenuhi. Analisis dapat dilakukan tergantung pada data yang ada. Sebagai contoh, dilakukan analisis terhadap semua uji asumsi klasik, lalu dilihat mana yang tidak memenuhi persyaratan. Kemudian dilakukan perbaikan pada uji tersebut, dan setelah memenuhi persyaratan, dilakukan pengujian pada uji yang lain.

1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi normal. Jadi uji normalitas bukan dilakukan pada masing-masing variabel tetapi pada nilai residualnya. Sering terjadi kesalahan yang jamak yaitu bahwa uji normalitas dilakukan pada masing-masing variabel. Hal ini tidak dilarang tetapi model regresi memerlukan normalitas pada nilai residualnya bukan pada masing-masing variabel penelitian.

Pengertian normal secara sederhana dapat dianalogikan dengan sebuah kelas. Dalam kelas siswa yang bodoh sekali dan pandai sekali jumlahnya hanya sedikit dan sebagian besar berada pada kategori sedang atau rata-rata. Jika kelas tersebut bodoh semua maka tidak normal, atau sekolah luar biasa. Dan sebaliknya jika suatu kelas banyak yang pandai maka kelas tersebut tidak normal atau merupakan kelas unggulan. Pengamatan data yang normal akan memberikan nilai ekstrim rendah dan ekstrim tinggi yang sedikit dan kebanyakan mengumpul di tengah. Demikian juga nilai rata-rata, modus dan median relatif dekat.

Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji histogram, uji normal P Plot, uji Chi Square, Skewness dan Kurtosis atau uji Kolmogorov Smirnov. Tidak ada metode yang paling baik atau paling tepat. Tipsnya adalah bahwa pengujian dengan metode grafik sering menimbulkan perbedaan persepsi di antara beberapa pengamat, sehingga penggunaan uji normalitas dengan uji statistik bebas dari keragu-raguan, meskipun tidak ada jaminan bahwa pengujian dengan uji statistik lebih baik dari pada pengujian dengan metode grafik.

Jika residual tidak normal tetapi dekat dengan nilai kritis (misalnya signifikansi Kolmogorov Smirnov sebesar 0,049) maka dapat dicoba dengan metode lain yang mungkin memberikan justifikasi normal. Tetapi jika jauh dari nilai normal, maka dapat dilakukan beberapa langkah yaitu: melakukan transformasi data, melakukan trimming data outliers atau menambah data observasi. Transformasi dapat dilakukan ke dalam bentuk Logaritma natural, akar kuadrat, inverse, atau bentuk yang lain tergantung dari bentuk kurva normalnya, apakah condong ke kiri, ke kanan, mengumpul di tengah atau menyebar ke samping kanan dan kiri.

2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda. Jika ada korelasi yang tinggi di antara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu. Sebagai ilustrasi, adalah model regresi dengan variabel bebasnya motivasi, kepemimpinan dan kepuasan kerja dengan variabel terikatnya adalah kinerja. Logika sederhananya adalah bahwa model tersebut untuk mencari pengaruh antara motivasi, kepemimpinan dan kepuasan kerja terhadap kinerja. Jadi tidak boleh ada korelasi yang tinggi antara motivasi dengan kepemimpinan, motivasi dengan kepuasan kerja atau antara kepemimpinan dengan kepuasan kerja.

Alat statistik yang sering dipergunakan untuk menguji gangguan multikolinearitas adalah dengan variance inflation factor (VIF), korelasi pearson antara variabel-variabel bebas, atau dengan melihat eigenvalues dan condition index (CI).

Beberapa alternatif cara untuk mengatasi masalah multikolinearitas adalah sebagai berikut:
1. Mengganti atau mengeluarkan variabel yang mempunyai korelasi yang tinggi.
2. Menambah jumlah observasi.
3. Mentransformasikan data ke dalam bentuk lain, misalnya logaritma natural, akar kuadrat atau bentuk first difference delta.


3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah di mana terdapat kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut homoskedastisitas.

Deteksi heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode scatter plot dengan memplotkan nilai ZPRED (nilai prediksi) dengan SRESID (nilai residualnya). Model yang baik didapatkan jika tidak terdapat pola tertentu pada grafik, seperti mengumpul di tengah, menyempit kemudian melebar atau sebaliknya melebar kemudian menyempit. Uji statistik yang dapat digunakan adalah uji Glejser, uji Park atau uji White.

Beberapa alternatif solusi jika model menyalahi asumsi heteroskedastisitas adalah dengan mentransformasikan ke dalam bentuk logaritma, yang hanya dapat dilakukan jika semua data bernilai positif. Atau dapat juga dilakukan dengan membagi semua variabel dengan variabel yang mengalami gangguan heteroskedastisitas.

4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah terjadi korelasi antara suatu periode t dengan periode sebelumnya (t -1). Secara sederhana adalah bahwa analisis regresi adalah untuk melihat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat, jadi tidak boleh ada korelasi antara observasi dengan data observasi sebelumnya. Sebagai contoh adalah pengaruh antara tingkat inflasi bulanan terhadap nilai tukar rupiah terhadap dollar. Data tingkat inflasi pada bulan tertentu, katakanlah bulan Februari, akan dipengaruhi oleh tingkat inflasi bulan Januari. Berarti terdapat gangguan autokorelasi pada model tersebut. Contoh lain, pengeluaran rutin dalam suatu rumah tangga. Ketika pada bulan Januari suatu keluarga mengeluarkan belanja bulanan yang relatif tinggi, maka tanpa ada pengaruh dari apapun, pengeluaran pada bulan Februari akan rendah.

Uji autokorelasi hanya dilakukan pada data time series (runtut waktu) dan tidak perlu dilakukan pada data cross section seperti pada kuesioner di mana pengukuran semua variabel dilakukan secara serempak pada saat yang bersamaan. Model regresi pada penelitian di Bursa Efek Indonesia di mana periodenya lebih dari satu tahun biasanya memerlukan uji autokorelasi.

Beberapa uji statistik yang sering dipergunakan adalah uji Durbin-Watson, uji dengan Run Test dan jika data observasi di atas 100 data sebaiknya menggunakan uji Lagrange Multiplier. Beberapa cara untuk menanggulangi masalah autokorelasi adalah dengan mentransformasikan data atau bisa juga dengan mengubah model regresi ke dalam bentuk persamaan beda umum (generalized difference equation). Selain itu juga dapat dilakukan dengan memasukkan variabel lag dari variabel terikatnya menjadi salah satu variabel bebas, sehingga data observasi menjadi berkurang 1.

5. Uji Linearitas
Uji linearitas dipergunakan untuk melihat apakah model yang dibangun mempunyai hubungan linear atau tidak. Uji ini jarang digunakan pada berbagai penelitian, karena biasanya model dibentuk berdasarkan telaah teoretis bahwa hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikatnya adalah linear. Hubungan antar variabel yang secara teori bukan merupakan hubungan linear sebenarnya sudah tidak dapat dianalisis dengan regresi linear, misalnya masalah elastisitas.

Jika ada hubungan antara dua variabel yang belum diketahui apakah linear atau tidak, uji linearitas tidak dapat digunakan untuk memberikan adjustment bahwa hubungan tersebut bersifat linear atau tidak. Uji linearitas digunakan untuk mengkonfirmasikan apakah sifat linear antara dua variabel yang diidentifikasikan secara teori sesuai atau tidak dengan hasil observasi yang ada. Uji linearitas dapat menggunakan uji Durbin-Watson, Ramsey Test atau uji Lagrange Multiplier

Populasi dan Sampel

Populasi
Secara ringkas, populasi penelitian adalah keseluruhan objek penelitian, yaitu a set (or collection) of all elements possessing one or more attributes interests. Jadi setiap anggota populasi harus mempunyai karakteristik tertentu yang sama yang akan diteliti. Contoh populasi penelitian adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007, atau seluruh karyawan tetap pada perusahaan X, seluruh siswa sekolah X tahun ajaran 2007, atau seluruh pengguna sabun X di Kota Y dan sebagainya.

Hasil penelitian diharapkan dapat mewakili keseluruhan populasi penelitian yang telah ditetapkan di awal penelitian. Berbagai asumsi harus dipenuhi agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan terhadap keseluruhan populasi penelitian. Beberapa asumsi statistik yang diperlukan misalnya normalitas data atau uji non response bias.

Untuk populasi dengan jumlah anggota populasi yang besar, maka dapat dilakukan penelitian terhadap sebagian dari anggota populasi tersebut, tetapi masih mempunyai ciri atau karakteristik yang mampu mewakili keseluruhan populasi penelitian tersebut. Sebagian anggota populasi tersebut sering disebut sampel yang dipilih atau ditentukan dengan berbagai metode ilmiah yang ada.

Sampel
Sampel adalah sebagian (cuplikan) dari populasi yang masih mempunyai ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi dan mampu mewakili keseluruhan populasi penelitian. Sampel dipergunakan ketika jumlah seluruh anggota populasi terlalu banyak sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan penelitian terhadap populasi secara keseluruhan, misalnya populasi penelitian adalah masyarakat pada suatu kota tertentu. Sampel juga digunakan ketika jumlah populasi secara keseluruhan tidak dapat ditentukan secara pasti, misalnya populasi pengguna produk tertentu pada suatu kota.

Persyaratan utama adalah bahwa sampel harus mampu mewakili populasi secara keseluruhan. Oleh karena itu, penentuan jumlah sampel dan pengambilan sampel penelitian harus ditentukan secara sistematis agar benar-benar mampu mewakili populasi secara keseluruhan. Secara garis besar, metode penentuan jumlah sampel terdiri dari dua ciri, yaitu metode acak (random sampling) dan tidak acak (non random sampling). Metode acak adalah memberikan kesempatan kepada seluruh populasi penelitian untuk menjadi sampel penelitian tanpa melihat struktur atau karakteristik tertentu. Metode non random sampling dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada populasi dengan ciri atau karakteristik tertentu untuk menjadi sampel penelitian, di mana ciri dan karakteristik tersebut harus dikaitkan dengan tujuan penelitian.

Sebagai ilustrasi penelitian dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dari beberapa rasio keuangan terhadap harga saham. Maka beberapa kriteria yang dapat diambil untuk penentuan non random sampling misalnya: Perusahaan tidak mengeluarkan kebijakan selama periode penelitian. Kriteria ini diambil karena kebijakan perusahaan dapat secara langsung merubah harga saham tanpa melihat ada atau tidaknya pengaruh dari rasio keuangan. Kebijakan tersebut misalnya stock split, merger dan akuisisi, right issue atau kebijakan yang lain. Selain itu masih dapat diberikan kriteria-kriteria yang lain yang mendukung pelaksanaan penelitian, misalnya ketersediaan data.

Pengujian Satu Arah dan Dua Arah

Kita sering mendengar istilah pengujian satu arah (one tailed) dan dua arah (two tailed). Dalam pembahasannya sering kali terjadi kesalahpahaman antara satu peneliti dengan peneliti yang lain, atau antara dosen dengan mahasiswa. Dalam berbagai laporan penelitian juga sering didapati, bahwa hipotesisnya satu arah, tetapi pengujiannya dua arah, atau sebaliknya. Hal tersebut sebenarnya kurang tepat secara statistik (rasanya gak enak kalau mau bilang salah) karena pengujian satu arah dan dua arah adalah hal yang tidak identik dan mempunyai nilai batas yang berbeda.

Pengujian dua arah adalah pengujian terhadap suatu hipotesis yang belum diketahui arahnya. Misalnya ada hipotesis, ‘diduga ada pengaruh signifikan antara variabel X terhadap Y’. Hipotesis tersebut harus diuji dengan pengujian dua arah. Sedangkan hipotesis yang berbunyi, ‘diduga ada pengaruh positif yang signifikan antara variabel X terhadap Y’. Nah, hipotesis tersebut harus diuji dengan pengujian satu arah. Bedanya apa? Lihat saja kedua hipotesis tersebut, ada kata positif dan tidak ada kata positif.

Jadi jika kita sudah mengetahui arah dari hubungan antara dua variabel, maka kita harus menggunakan pengujian satu arah. Coba perhatikan hipotesis ini, ‘diduga X berbeda dengan Y’. Nah pengujiannya apa? Ya jelas pengujian hipotesis dua arah. Berbeda dengan ini, ‘diduga X lebih tinggi dari pada Y’, di mana ini adalah pengujian hipotesis satu arah.

Perumusan hipotesis, apakah menggunakan arah atau tidak dilakukan berdasarkan telaah teoretis, atau merujuk kepada penelitian yang telah ada sebelumnya (kalau ada). Misalnya, sudah ada referensi bahwa variabel X berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Y, maka jika kita akan melakukan replikasi terhadap penelitian tersebut, ya sebaiknya menggunakan hipotesis satu arah. Artinya kita melangkah lebih lanjut dari pada penelitian sebelumnya yang hanya mengetahui bahwa ada pengaruh saja. Penelitian kita akan memberikan manfaat lebih lanjut, yaitu bahwa pengaruh tersebut adalah positif atau negatif.

Jika kita menggunakan analisis regresi linear, maka untuk pengujian dua arah, dan menggunakan signifikansi sebesar 5%, maka signifikansi akan dilihat dari nilai signifikansi output, di bawah 0,05 (hipotesis diterima) atau di atas 0,05 (hipotesis ditolak). Kita tidak perlu melihat berapa nilai t outputnya, apakah positif atau negatif. Akan tetapi, jika kita menggunakan hipotesis satu arah, pada signifikansi 5%, maka nilai signifikansi output harus dibagi dengan dua terlebih dahulu. Misalnya output signifikansi adalah sebesar 0,96, maka hipotesis diterima, karena 0,96 : 2 = 0,48

Justifikasi Penerimaan Hipotesis

Biasanya pada naskah skripsi atau tesis yang menggunakan analisis linear regresi berganda akan mempunyai hipotesis parsial (diuji dengan uji t) dan hipotesis simultan (diuji dengan uji F). Fenomena tersebut seolah-olah sudah latah dilakukan oleh mahasiswa dan juga disetujui oleh dosen pembimbing, yang sangat mungkin bukan berasal dari ilmu statistik.

Perumusan hipotesis parsial didasari oleh dasar teori yang kuat dan dapat dengan mudah dilakukan oleh mahasiswa dengan bantuan dosen, karena dosen memang sangat menguasai tentang hal itu. Akan tetapi, sebenarnya hipotesis simultan sering kali didasari oleh teori yang seolah-olah dipaksakan. Sebenarnya uji F adalah untuk melihat kelayakan modal saja. Jika uji F tidak signifikan, maka tidak disarankan untuk melakukan uji t atau uji parsial. Jadi hipotesis simultan sebenarnya tidak selalu harus dirumuskan dalam suatu penelitian. Toh dasar teorinya juga sangat lemah.

Penentuan penerimaan hipotesis dengan uji t dapat dilakukan berdasarkan tabel t. Nilai t hitung hasil regresi dibandingkan dengan nilai t pada tabel. Jika t hitung > t tabel maka berarti terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial, dan sebaliknya jika t hitung < t tabel maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial. Hal tersebut juga berlaku untuk F hitung. Cara melihat nilai t tabel dan F tabel sudah banyak dibahas pada berbagai buku statistik. Misalnya untuk jumlah sampel 100 maka nilai t tabel untuk signifikansi 5% adalah dengan melihat nilai t dengan degree of freedom sebesar N – 2 = 100 – 2 = 98 untuk hipotesis dua arah. Nilai t dilihat pada kolom signifikansi : 2 = 5% : 2 = 0,025. Jika pengujian satu arah, maka df adalah 100 – 1 = 99 dan dilihat pada kolom 5%.

Untuk uji F, maka df dihitung dengan N – k – 1 dengan k adalah jumlah variabel bebas. Anda jangan bertanya, bagaimana kalau uji satu arah dan dua arah pada uji F. Uji F tidak mengenal arah, jadi ya pasti satu arah. Logika uji dua arah, adalah terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat, dan uji satu arah adalah terdapat pengaruh negatif/positif antara variabel bebas antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Lha kalau uji F kan uji simultan, jadi bagaimana menentukan arah positif atau negatif.

Variabel Penelitian

Secara singkat, variabel adalah gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati. Tentunya banyak pengertian lain, dan silahkan Anda mencari definisi tentang variabel di sumber lain. Di sini akan diuraikan berbagai jenis variabel yang sering dijumpai dalam suatu penelitian. Penelitian anda, paling hanya memuat satu, dua, atau paling tiga dari jenis variabel di bawah

1. Variabel independen
Variabel independen adalah variabel yang menjadi sebab atau berubahnya suatu variabel lain (variabel dependen). Juga sering disebut dengan variabel bebas, prediktor, stimulus, eksougen atau antecendent.

2. Variabel dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel lain (variabel bebas). Juga sering disebut variabel terikat, variabel respons atau endogen. Variabel inilah yang biasanya dikupas dalam-dalam pada latar belakang penelitian. Biasanya diberikan porsi yang lebih dalam membahas variabel terikat dari pada variabel bebasnya karena merupakan implikasi dari hasil penelitian.

3. Variabel Moderating
Variabel moderating adalah variabel yang memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Sekali lagi, memperkuat atau memperlemah. Variabel moderating juga sering disebut sebagai variabel bebas kedua dan sering dipergunakan dalam analisis regresi linear, atau pada structural equation modeling. Sebagai contoh, hubungan ayah dan ibu akan semakin mesra dengan adanya anak. Jadi anak merupakan variabel moderating antara ayah dan ibu. Atau, selingkuhan merenggangkan hubungan ayah dan ibu, jadi selingkuhan merupakan variabel moderating antara ayah dan ibu.

4. Variabel intervening
Adalah variabel yang menjadi media pada suatu hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Sebagai contoh, cinta ibu terhadap ayah akan semakin kuat setelah berkeluarga. Jadi keluarga merupakan media bagi ibu dalam pengaruhnya terhadap ayah. Banyak contoh tentang regresi linear dengan variabel intervening.

5. Variabel kontrol
Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan, atau dijadikan acuan bagi variabel yang lain. Misalnya variabel kecepatan menulis murid-murid suatu sekolah, yang diukur dan dibandingkan kecepatan menulis murid sekolah lain. Bisa juga digunakan dalam analisis regresi linear dengan variabel kontrol.

Analisis Regresi Linier dengan SPSS


Misalkan kita ingin mengetahui pegaruh biaya produksi, biaya promosi dan biaya distribusi terhadap penjualan. Data yang telah dikumpulkan dari hasil pengamatan suatu produk selama 2 tahun, sebagai berikut :


Variabel dependen adalah Penjualan (Y), sedangkan variabel independen adalah Biaya Produksi (X1), Biaya Promosi (X2) dan Biaya Distribusi (X3). Untuk mengetahui apakah pengaruhnya signifikan atau tidak dengan melakukan pengujian yaitu uji F dan uji t. Serta dilakukan uji asumsi yaitu normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi.

Langkah-langkah analisis regresi linier, sebagai berikut :

  • Klik ganda icon SPSS pada desktop atau klik pada start menu untuk mengaktifkan program SPSS.
  • Setelah muncul kotak dialog SPSS for Window maka klik Cancel (karena ingin membuat data baru)
  • Pada halaman SPSS data editor klik Variable View
  • Untuk memasukan variabel langkahnya sebagai berikut :
  • Ketik Y pada kolom name, pada label ketik Penjualan (Y), dan pada kolom Measure pilih Scale.
  • Pada kolom Name dibawahnya ketik X1, pada label ketik Biaya Produksi (X1) dan pada kolom Measure pilih Scale.
  • Pada kolom Name dibawahnya ketik X2, pada label ketik Biaya Promosi (X2) dan pada kolom Measure pilih Scale.
  • Pada kolom Name dibawahnya ketik X3, pada label ketik Biaya Distribusi (X3) dan pada kolom Measure pilih Scale.
  • Kolom-kolom lainnya biarkan isian default
  • Setelah selesai memasukan variabel maka selanjutnya klik Data View
  • Isikan data Y, X1, X2 dan X3 sesuai dengan variabelnya.


Analisis Regresi Linier


Analisis regresi linier digunakan untuk meramalkan suatu nilai variabel dependen dengan adanya perubahan dari variabel independen. Analisis regresi linier merupakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Jika hanya menggunakan satu variabel independen maka disebut analisis regresi sederhana dan jika menggunakan lebih dari satu variabel independen maka disebut analisis regresi linier berganda. Dalam perhitungan regresi akan didapat koefisien regresi yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar perubahan variabel dependen jika nilai variabel independen dinaikan atau diturunkan, selanjutnya dari hasil persamaan regresi akan didapatkan nilai prediksi variabel dependen.

Asumsi yang mendasari pada analisis regresi linier adalah bahwa distribusi data adalah normal dan hubungan antara variabel dependen dan masing-masing variabel independen adalah linier. Selain itu terdapat asumsi klasik yang biasanya digunakan pada penelitian ekonomi, yaitu tidak adanya multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi pada model regresi.


Contoh-contoh kasus dengan analisis regresi linier antara lain sebagai berikut :
  • Penelitian tentang pengaruh antara biaya promosi terhadap tingkat penjualan.
  • Penelitian tentang pengaruh luas lahan, jumlah bibit, dan jumlah pupuk terhadap produksi cabai merah.
  • Penelitian tentang pengaruh IPK dan nilai bahasa inggris terhadap kemungkinan alumni dari perguruan tinggi mendapat pekerjaan atau tidak.
  • Penelitian tentang pengaruh rasio keuangan yaitu PER, ROI dan ROE terhadap harga saham pada perusahaan di BEI
  • Penelitian tentang pengaruh feature, reliability dan durability terhadap kepuasan konsumen produk handphone.

Analisis regresi linier tersebut diatas dapat diselesaikan dengan mudah menggunakan SPSS dan akan dibahas dengan menggunakan contoh dalam posting selanjutnya.


Variasi Penghitungan dan Penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 21

Arja Sadjiarto
Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra, Surabaya-Indonesia

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat variasi cara penghitungan dan penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 21/26 di perusahaan besar dan memiliki kecenderungan untuk lebih patuh. Metode penelitian yang dipakai adalah studi kasus tunggal pada PT X, sebuah perusahaan manufaktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di tahun 2006 ada perbedaan penghitungan dan penyetoran PPh Pasal 21/26 antara yang dilakukan PT X dengan yang diatur oleh peraturan perpajakan, khususnya untuk pegawai tetap dan tidak tetap (harian). Variasi cara penghitungan dilakukan pada pegawai tetap karena adanya penghitungan ulang saat penyusunan SPT PPh Pasal 21 Tahunan dan pada pegawai harian karena penyederhaan cara penghitungan PPh 21/26 yang dianggap relatif rumit.

Kata Kunci : pajak penghasilan, PPh Pasal 21, variasi penghitungan PPh Pasal 21

Abstract

The objective of this qualitative study is to describe the implementation of employment tax regulation on PT X, a manufacturing company and to confirm there are any tendencies to have a different method or the calculation may vary on employment tax and to explain the rationales behind them in such a big and tend-to-comply company. This qualitative study is done with single case study approach. The results of this study shows that in 2006, PT X calculated and paid the employment tax for permanent and non-permanent (daily-paid) employees with a different techniques as describe on the tax regulation.The variations is found on monthly employment tax calculation for permanent employees that will be recalculated on yearly basis and on daily-paid employee for calculation simplification.

Keywords : income tax, withholding employment tax, variation on employment tax calculation.

Jika ingin membaca Jurnal lengkapnya silahkan Klik Disini

User Satisfaction Using Webqual Instrument: A Research on Stock Exchange of Thailand (SET)

Josua Tarigan
Faculty of Economics, Petra Christian University, Surabaya-Indonesia

Abstract

User satisfaction held an important position in an organization to measure information system implementation excellence. Therefore, it is necessary for an organization to evaluate their delivered service using end-user satisfaction as feedback. The objectives of this study are to evaluate user satisfaction and examine the dimensions of WEBQUAL instrument which are valued by e-library user in Stock Exchange of Thailand (SET). This research conducted under WEBQUAL theory (Barnes and Vidgen) and end-user satisfaction theory (Doll and Torkzadeh). Analysis organized from a set of data which involve 341 responses from e-library systems end-users confirm some degree of positive association between WEBQUAL dimensions and end-user satisfaction.

Keywords : User satisfaction, e-library systems, WEBQUAL theory, end-user satisfaction theory.

Jika ingin membaca Jurnal lengkapnya silahkan Klik Disini

Pendeteksian Kecurangan (Fraud) Laporan Keuangan oleh Auditor Eksternal

Tri Ramaraya Koroy
STIE Nasional Banjarmasin, Indonesia

Abstrak

Tujuan makalah ini adalah mengidentifikasi dan menguraikan permasalahan dalam pendeteksian kecurangan dalam audit atas laporan keuangan oleh auditor eksternal. Meskipun pendeteksian kecurangan penting untuk meningkatkan nilai pengauditan, namun terdapat banyak masalah yang dapat menghalangi implementasi dari pendeteksian yang tepat. Berdasarkan telaah atas berbagai penelitian yang telah dilakukan, ada terdapat empat faktor penyebab besar yang diidentifikasikan melalui makalah ini. Pertama, karakteristik terjadinya kecurangan sehingga menyulitkan proses pendeteksian. Kedua, standar pengauditan belum cukup memadai untuk menunjang pendeteksian yang sepantasnya. Ketiga, lingkungan kerja audit dapat mengurangi kualitas audit dan keempat metode dan prosedur audit yang ada tidak cukup efektif untuk melakukan pendeteksian kecurangan. Berdasarkan permasalahan ini, perbaikan yang perlu disarankan untuk diterapkan.

Kata Kunci : auditing, fraud, financial statement fraud

Abstract

Objectives of this paper are to identify and describe the problems in detecting the financial statement fraud in auditing financial statements by external auditors. Although detection of fraud is important to enhance the value of auditing, there are many problems that impede the appropriate implementation of detection. Based on review of related research that have bee done, there are four factors that identified in this paper. First, the characteristic of fraud occurence made it difficult for detection process. Second, auditing standards is not sufficiently supporst the proper detection. Third, work environment of audit may reduce the quality and the last, audit methods and procedures are not enough for efective detection. Based on this identified problems, the improvement of implementation was suggested.

Keywords : auditing, fraud, financial statement fraud

Jika ingin membaca Jurnal lengkapnya silahkan Klik Disini

Analisis Pengaruh Human Capital Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Indonesia)

Martina Dwi Puji Astri Ongkorahardjo,
Antonius Susanto,
Dyna Rachmawati
Fakultas Ekonomi, Universitas Widya Mandala, Surabaya-Indonesia

Abstrak

Human capital sebagai salah satu komponen utama dari intellectual capital (intangible asset) yang dimiliki oleh perusahaan. Penelitian ini menggunakan obyek kantor akuntan publik Penelitian ini berusaha menguji apakah individual capability dan the organizational climate yang merupakan komponen dari human capital memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perusahaan kantor akuntan publik baik secara individual (parsial) maupun secara simultan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, individual capability berpengaruh signifikan terhadap kinerja kantor akuntan publik. Kedua, the organizational climate berpengaruh signifikan terhadap kinerja kantor akuntan publik. Ketiga, individual capability dan the organizational climate berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap kinerja kantor akuntan publik. Pengujian juga membuktikan bahwa individual capability adalah variabel yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap kinerja kantor akuntan publik.

Kata Kunci : Human capital, individual capability, the organizational climate.

Abstract

Human capital is of the intellectual capital components owned by a company. This study evaluates if individual capability and organizational climate affect business performance partially and simultaneously. We use public accounting firms as our subjects.. Our study shows that individual capability and organizational climate respectively influence performance in public accounting firms. Additionally, these two factors simultaneously affect performance. Overall individual capability shows stronger relationship to performance compared to organizational climate.

Keywords : Human capital, individual capability, the organizational climate.

Jika ingin membaca Jurnal lengkapnya silahkan Klik Disini

Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap Audit Delay dan Timeliness

Sistya Rachmawati
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta-Indonesia

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh faktor internal yaitu: profitabilitas, solvabilitas, internal auditor dan size perusahaan) dan faktor eksternal, yaitu ukuran KAP terhadap audit delay dan Timeliness pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Jakarta Stock Exchange. Pemilihan sampel menggunakan metode Purposive Sampling. Dari hasil pengolahan Regresi Berganda pada Audit Delay diketahui bahwa koefisien determinasi Adjusted R2 = 0,123. Artinya seluruh variabel independen (Profitabilitas, Solvabilitas, Internal Auditor, Size Perusahaan, dan KAP) hanya mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen (Audit Delay) adalah sebesar 12,3%. Sedangkan pada Timeliness, seluruh variabel independen (Profitabilitas, Solvabilitas, Internal Auditor, Size Perusahaan, dan KAP) dapat menjelaskan variasi pada variabel dependennya (Timeliness) adalah sebesar 7,9%. Hasil dari penelitian ini dapat membantu profesi akuntan publik dalam upaya meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses audit dengan mengendalikan faktor-faktor dominan yang menyebabkan terjadinya Audit Delay dan Timeliness.

Kata Kunci : audit delay, timeliness, profitability, internal auditor, solvability, ukuran perusahaan, ukuran kantor akuntansi publik.

Abstract

The objective of this research is to investigate the influence of the firm size, the profitability, the solvability, the public accountant size and the existence of internal auditor division toward the Audit Delay and Timeliness on manufacture companies that listed in Jakarta Stock Exchange.The Research sample was taken from Fifty-nine listed companies in Jakarta Stock Exchange. These samples were selected by using Purposive sampling method. Analysis hypothesis is using Multiple Regression, before hypothesis test, normality data test using P-Plot test.The result of Multiple Regression model shows that Audit Delay influenced by firm size and public accountant size, and Timeliness influenced by firm size and solvability. This result is recommended for auditor to increase effectiveness and efficiency of his audit performance and for all existing studies to contribute towards the current literature on Auditing.

Keywords : audit delay, timeliness, profitability, internal auditor, solvability, firm size, public accountant size

Jika ingin membaca Jurnal lengkapnya silahkan Klik Disini

Pengaruh Merger dan Akuisisi Terhadap Efisiensi Perbankan di Indonesia (Tahun 1998-2009)

Ruddy Tri Santoso
Mahasiswa Program Doktor Ilmu Ekonomi, Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Abstrak

Merger dan akuisisi merupakan langkah bank untuk meningkatkan kinerja dan skala usaha ekonomi, merger dan akusisi tidak signifikan untuk meningkatkan efisiensi bank. Rasio efisiensi diukur dengan DEA (Data Envelopment Analysis) yang dipergunakan untuk perbandingan kinerja bank dengan menggunakan rasio CAMEL. Penelitian ini menggunakan metode DEA untuk menghitung kinerja bank sesudah merger dan akusisi. Pengukuran efisiensi dihitung menggunakan data historis sejak tahun 1998 ketika krisis ekonomi regional terjadi sampai tahun 2009 sesudah krisis financial global di Indonesia. Rasio efisiensi diperhitungkan antara 0–100% sebagai parameter efisiensi, parameter input terdiri dari sumber dana bank dan parameter output terdiri dari penggunaan dana sebagai pinjaman dan surat-surat berharga. Hasil penelitian efisiensi menunjukkan bahwa merger dan akusisi tidak signifikan untuk meningkatkan efisiensi dan tergantung dengan faktor-faktor kualitatif dari bank seperti efektivitas organisasi dan kemampuan managerial. Hasil riset menunjukkan bahwa Bank Mandiri rasio efisiensinya stabil sesudah merger dan akusisi sampai tahun 2009 dan tidak terpengaruh oleh krisis tetapi mempengaruhi secara signifikan efisiensi di peer groupsnya pada saat merger dan akusisi tersebut. Krisis financial global hanya mempengaruhi Bank Century seperti fakta yang terjadi. Riset juga menunjukkan bahwa bank dengan modal di atas Rp. 10 Trilyun ( /- USD/Billions) mempunyai pengaruh terhadap variabel-variabel didalam peer group mereka. Dengan kata lain, merger dan akusisi di bank level menengah tidak akan berpengaruh terhadap peer groups mereka. Rasio efisiensi diukur dengan metode DEA, uji efisiensi sebelum dan sesudah merger dan akusisi menggunakan Uji-Mann Whitney dengan pendekatan parametri dan distribusi data tidak normal, analisis pengaruh merger dan akusisi ke peer groupnya diukur dengan uji ANOVA dan analisis pengaruh krisis financial global di tahun 2008 diukur menggunakan metode uji data berpasangan rasio efisiensi sebelum dan sesudah krisis.

Kata Kunci : Merger dan acquisitions, perbankan.

Abstract

This research use efficiency with DEA method to calculate the performance of the banks after merger and acquisition. Measurement of efficiency was calculate by historic data starting year 1998 when the regional crisis economic till 2009 after crisis financial global economic in Indonesia. The efficiency ratio has calculated between 0 to 100 percent of the efficiency parameter. The result of efficiency research shows that m & a not significance to increase the efficiently and depends with the qualitative variable of the banks, such: organizational effectiveness and managerial capability. The result of research show that Bank Mandiri has stable efficiency ratio after m & a till 2009 and not influence by the crisis but has significance influence to the efficiency of the peer-groups of the banks. Crisis financial global in the year 2008 only influence Bank Century as a fact. Research also show that only the banks with the capital up to IDR 10 Trillion ( /- USD. 1 Billions) has influence the efficiency criteria of their peer groups of the banks, the capital less than the amount not significance influence the efficiency criteria of their peer-groups. Efficiency ratio measure by DEA method and analysis, tests of efficiency before and after m&a using mann-whitney test non parametric approach with abnormal data distributions, analysis of peer groups influence by m & a measure with ANOVA tests and analysis of influence financial crisis global in year 2008 measure by pair-wise method the efficiency ratio before and after crisis.

Keywords : Merger and acquisitions, banking.

Jika ingin membaca Jurnal lengkapnya silahkan Klik Disini

Longterm Performance Trends Analysis and ManagingExpectation for Active Value1 (Case Study: PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk)

Perdana Wahyu Santosa
YARSI University and CAPITAL PRICE2
Jl. Letjen. Suprapto, CempakaPutih, Jakarta 10510, Indonesia

Abstract

This research used financial ratio and managing expectations for active value about performance of PT IndocementTunggal Prakarsa, Tbk (INTP) as one of largest cement company with a strong brand image at Indonesia Stock Exchange (IDX). Unlike traditional corporate-performance metric, this study use growth value of matrix. INTP is well placed to meet Indonesia’s growing per capita of cement consumption. The financial data sources for this research are the audited annual reports of INTP2002-2008. The analysis focused on compounds annual growth rate (CAGR), profitability, total assets turnover, cost of capital, market value added & market risk and market perception map. This research also used growth value matrix to analysis the market perception of INTP in 2008 that combined current performance with future growth opportunity. The result of market perception mapping for 2008-2009 shows that INTP was just on market average of current performance index but the future growth opportunity was above the market average level. The conclusion explains that INTP has very good long-term fundamental performance’s trend and the company is indicated has strong capabilityto be excellent value manager in the future.

Keywords : ndocement, value matrix, current performance, growth opportunity, market perception.

Jika ingin membaca Jurnal lengkapnya silahkan Klik Disini

Studi Empiris Theory of Planned Behavior dan Pengaruh Kewajiban Moral pada Perilaku Ketidakpatuhan Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi

Widi Hidayat
Argo Adhi Nugroho
Fakultas Ekonomi, Universitas Airlangga Surabaya

Abstrak

Penelitian ini menggunakan Theory of Planned Behavior/TPB (Ajzen 1991) dengan tambahan variabel kewajiban moral (Bobek and Hatfield 2003), untuk menjelaskan perilaku ketidakpatuhan pajak wajib pajak orang pribadi. Sebanyak 155 sampel wajib pajak orang pribadi. Penelitian ini menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) dengan software SPSS 16.0. dan AMOS 16. Hasil penelitian menghasilkan kesimpulan, pertama, sikap terhadap ketidakpatuhan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap niat untuk tidak patuh terhadap pajak. Kedua, norma subyektif berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap niat untuk tidak patuh terhadap pajak. Ketiga, kewajiban moral berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat untuk tidak patuh terhadap pajak. Keempat, PBC berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap niat untuk tidak patuh terhadap pajak. Kelima, PBC berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap perilaku ketidakpatuhan pajak. Keenam, niat seseorang untuk tidak patuh terhadap pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku ketidakpatuhan pajak. Hasil perbandingan antara deskriptif variabel dengan hasil loading factor masing-masing indikator terhadap variabel, menemukan: pertama, kontribusi terbesar terhadap sikap ketidakpatuhan pajak tetaplah aspek ekonomi yaitu memaksimalkan utilitas finansial. Kedua, pihak yang memberikan kontribusi terbesar dalam norma subyektif adalah konsultan pajak dan berikutnya adalah teman/orang terdekat dilingkungan. Ketiga, kontribusi paling besar terhadap tingginya moral untuk patuh terhadap pajak diberikan oleh indikator rasa bersalah. Keempat, PBC yang cukup besar terhadap ketidakpatuhan pajak disebabkan oleh kontribusi controllability.

Kata Kunci : Theory of planned behavior, attitude, subjective norm, perceived behavioral control, moral obligation, intention, tax noncompliance.

Abstract

This study using Theory of Planned Behavior/TPB (Ajzen 1991) with moral obligation variable (Bobek and Hatfiel 2003), to explain the tax noncompliance behavior of individual taxpayers. Researchers using 155 samples of individual tax payers. The testing of the research using Structural Equation Modeling (SEM) with SPSS 16.0 software and AMOS 16. The results of hypothesis testing conclude that: first, the attitude toward non-compliance has negative correlation and not significant toward intention to noncom ply. Second, subjective norms has positive correlation and not significant toward the intention to noncom ply. Third, moral obligation has positive and significant impact toward the intention to noncomply. Fourth, PBC has negative corelation and not significant toward the intention to noncomply. Fifth, PBC has negative corelation and not significant toward the tax noncompliance behavior. Sixth, the intention to noncomply has positive corelation and significant toward tax noncompliance behavior. The comparison result between descriptive variables and loading factor of each indicator toward variable found that; first, the biggest contribution toward tax non-compliance attitude remains the economic aspects of maximizing the financial utility. Second, the part tha give the biggest contribution toward subjective norm is tax consultant, and the next is friend/closest person around. Third, the highest contribution toward the moral of tax compliance is feeling guilty. Fourth the significance PBC toward tax non-compliance due to the contribution of controllability.

Keywords : Theory of planned behavior, attitude, subjective norm, perceived behavioral control, moral obligation, intention, tax noncompliance.

Jika ingin membaca Jurnal lengkapnya silahkan Klik Disini

The Implementation of Role-Playing Model in Principles of Finance Accounting Learning to Improve Students’ Enjoyment and Students’ Test Scores

L. Saptono
Accounting Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta

Abstract

This research is a classroom action research. The goal of conducting this research is to improve students’ enjoyment level and their test scores by implementing role-playing method. The research is conducted in Accounting Education Study Program of Sanata Dharma University at odd semester on academic year 2010/2011. The participants were divided into two classes. The first class was the class that got the treatment, while the second class was the control class. The result of the study showed that there was an improvement of students’ enjoyment level and test scores in the class which implemented role-playing method.

Keywords : Classroom action research, enjoyment level, tests scores.

Jika ingin membaca Jurnal lengkapnya silahkan Klik Disini

Rhetorics in Financial Reporting: An Interpretive Case Study

Anis Chariri
Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang

Abstract

This study is a case study conducted in an Indonesian insurance company. The aim of the study is to understand the dynamics of financial reporting in the company. Ontologically, this study is built on a belief that financial reporting practice is a socially constructed reality. As a socially constructed reality, such a practice involves an interaction among social actors, and between organisational actors and the institutional and cultural environment in which the company operates. The main research question of this study is why and how the company constructs its financial reporting to deliver messages to its audience. This study reveals that the company is committed to quality financial reporting because such reporting can be used to gain legitimacy and to maintain social harmony. Consequently, financial reporting is constructed as a rhetorical story about its performance, management ability and insight into the future.

Keywords : Rhetorics, financial reporting, legitimacy, narrative, qualitative.

Jika ingin membaca Jurnal lengkapnya silahkan Klik Disini

Jurnal Akuntansi - AKU101202

Rhetorics in Financial Reporting: An Interpretive Case Study
Anis Chariri
Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang

The Implementation of Role-Playing Model in Principles of Finance Accounting Learning to Improve Students’ Enjoyment and Students’ Test Scores
L. Saptono
Accounting Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta

Studi Empiris Theory of Planned Behavior dan Pengaruh Kewajiban Moral pada Perilaku Ketidakpatuhan Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi
Widi Hidayat
Argo Adhi Nugroho
Fakultas Ekonomi, Universitas Airlangga Surabaya

Longterm Performance Trends Analysis and ManagingExpectation for Active Value1 (Case Study: PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk)
Perdana Wahyu Santosa
YARSI University and CAPITAL PRICE2
Jl. Letjen. Suprapto, CempakaPutih, Jakarta 10510, Indonesia

Pengaruh Merger dan Akuisisi Terhadap Efisiensi Perbankan di Indonesia (Tahun 1998-2009)
Ruddy Tri Santoso
Mahasiswa Program Doktor Ilmu Ekonomi, Universitas Sebelas Maret, Surakarta


Ketidakpastian Tugas Sebagai Variabel Moderator Terhadap Hubungan antara Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Kepuasan Pengguna pada End User Computing

Retnaningtyas Widuri
Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra Surabaya

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) pengaruh dari diversitas pemanfaatan dan luas pemanfaatan teknologi informasi terhadap kepuasan pemakai akhir komputer dan 2) pengaruh interaksi antara ketidakpastian tugas dengan dimensi pemanfaatan teknologi informasi (diversitas dan luas pemanfaatan) terhadap kepuasan pemakai akhir komputer. Responden penelitian ini adalah tenaga administrasi tingkat fakultas dan program. pascasarjana yang menggunakan sistem informasi dalam melaksanakan tugasnya. Penelitian ini menggunakan regresi berganda untuk menguji hubungan antara dimensi pemanfaatan dengan kepuasan pemakai akhir komputer. Untuk menguji pengaruh interaksi antara dimensi pemanfaatan dengan ketidakpastian tugas terhadap kepuasan pemakai akhir komputer menggunakan alat analisis moderated regression analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diversitas pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pemakai akhir komputer, dan interaksi antara diversitas pemanfaatan dengan ketidakpastian tugas juga berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna akhir komputer. Luas pemanfaatan teknologi informasi berpengarug signifikan terhadap kepuasan pemakai akhir komputer, akan tetapi interaksi antara luas pemannfaatan dengan ketidakpastian tugas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pengguna akhir komputer.

Kata Kunci : Pemanfaatan, ketidakpastian tugas, kepuasan pengguna akhir

Abstract

This research aims to test influence from diversity and the extent of utilization of information technology on the end user computing satisfactions. Also, this research examine interaction between task uncertainty and dimension of utilization (diversity and the extent) information technology on the end-user computing satisfaction. This research responder are administrative personel in faculty and program pascasarjana levels using information system in executing the duty. This research take sampel as much 65 sampel. Analysis used int this research is multiple regression to examine correlation between dimension of utilization with end-user computing satisfaction. While to examine the effect interaction between dimension of utilization and task uncertainty with end-user computing satisfaction used moderated regression analysis. The result of analysis indicate that diversity information technology are influece on the end-user computing satisfaction, interaction between diversity of utilization information technology and task uncertainty are influence on the end-user computing satisfaction. Although, extent of utilization information technology and interaction between extent of utilization information technology with task uncertainty are not significant influence on the end-user satisfaction.

Keywords : Utilization, uncertainty task, end user satisfaction.

Jika ingin membaca Jurnal lengkapnya silahkan Klik Disini

Analisis Faktor-Faktor yang Menentukan Fektivitas Sistem Informasi pada Organisasi Sektor Publik

Rini Handayani
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Atma Bhakti Surakarta

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji faktor-faktor yang menentukan efektivitas sistem informasi pada organisasi sektor publik. Penelitian ini berdasarkan pada model yang diajukan oleh Gupta et al (2007). Data yang digunakan adalah data primer berdasarkan kuesioner yang didistribusikan pada organisasi sektor publik di Surakarta. Sebanyak 300 kuesioner telah dikirim, 105 kuesioner kembali, dan hanya 97 kuesioner dapat digunakan. Data di analisis menggunakan regresi berganda dengan software SPSS 16. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen puncak, manajemen sistem informasi dan sistem informasi secara statistik berpengaruh positif terhadap efektivitas sistem informasi. Kepuasan pengguna dan budaya organisasi tidak berpengaruh positif terhadap efektivitas sistem informasi.

Kata Kunci : Manajemen puncak, manajemen sistem informasi, kepuasan pengguna, budaya organisasi dan penggunaan sistem informasi.

Abstract

The objective of this study is to examine some factors that determinant of information system effectiveness. The study is based on the model proposed by Gupta et al.,(2007). Data used in this study is primary data based on questionnaires distributed to public sector organization in Surakarta. Three hundred questionnaires have sent to companies, 105 questionnaires were returned, and only 97 questionnaires can be used. The data were analyzed by using multiple regression by SPSS 16 software. The results of this study show that top management, information system management and information system use are statistically significant positive influence to information system effectiveness. User satisfaction and organization culture are insignificant positive influence to information system effectiveness.

Keywords : Top management, information system management, user satisfaction, organi¬zation culture and informastion system use.

Jika ingin membaca Jurnal lengkapnya silahkan Klik Disini

Spillover Volatilitas Pasar Saham Indonesia dan Singapura Periode 2001-2005

Lestano dan Julia Sucito
Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta

Abstrak

Autoregressive model yang dikombinasikan dengan univariate Exponential GARCH model digunakan untuk mengkonstruksi model spillover volatilitas, tulisan ini mengkaji asymmetric effect dan efek persistensi volatilitas pasar saham di Indonesia dan Singapura, dan efek spillover volatilitas dari pasar saham Singapura, yang dipertimbangkan sebagai salah satu pusat kegiatan keuangan Asia, ke pasar saham Indonesia selama periode setelah krisis keuangan Asia. Studi ini mengungkapkan bahwa tingkat persistensi volatilitas meningkat saat spillover effect dari Singapura dimasukan sebagai variabel tambahan ke dalam persamaan variance. Temuan empiris lain adalah terdapat fakta kuat keberadaan efek spillover volatilitas dari pasar saham Singapura ke Indonesia.

Kata Kunci : Spillover volatilitas, asymmetric effect, leverage effect, exponential GARCH, pasar saham, Indonesia, Singapura

Abstract

Using an Autoregressive model combined with a univariate Exponential GARCH model for constructing a volatility spillover model, we investigate asymmetric effect and volatility persistence effect in Indonesia and Singapore stock market, and the effect of volatility spillover from Singapore stock market considered as one of Asian financial activity center to Indonesia stock market during the post Asian financial crisis period. The study reveals that the degree of volatility persistence slightly increases as we include the spillover effect from Singapura as one extra variable in the variance equation. We also find that strong evidence of volatility spillover effect from Singapore to Indonesia stock market.

Keywords : Volatility spillover, asymmetric effect, leverage effect, exponential GARCH, stock market, Indonesia, Singapura.

Jika ingin membaca Jurnal lengkapnya silahkan Klik Disini

Analisis Fairness dan Incentive Contracting pada Kinerja Berbasis Anggaran: Pengujian Eksperimen Atas Referent Cognition Theory

Yusnaini
Fakultas Ekonomi Universitas IBA Palembang

Abstrak

Penelitian ini berdasarkan teori referent cognition. Tujuan penelitian ini adalah menguji pengaruh keadilan dan insentif terhadap kinerja individu dalam konteks non partisipasi anggaran. Pengujian dilakukan dengan desain eksperimental 2x2 between subject. Partisipan adalah 88 orang mahasiswa program studi akuntansi pada kelas eksekutif. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan alat analisis two way anova. Pengujian hipotesis menunjukkan hasil yang selaras dengan apa yang dikemukakan oleh teori referent cognition. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa, kinerja rendah ketika target dan proses penentuan anggaran dilakukan secara tidak adil. Kinerja pada target anggaran yang adil tidak berbeda meskipun proses penetapan anggaran tersebut dilakukan secara adil maupun tidak. Sedangkan kinerja pada target anggaran yang tidak adil tidak berbeda dengan kinerja pada target anggaran yang adil ketika proses dalam penetapan anggaran tersebut dilakukan secara adil.

Kata Kunci : Fairness, referent cognitions, anggaran, insentif

Abstract

Based on referent cognition theory, this study examines the effects of fairness and incentive on individual performance in a nonparticipative budgeting setting. An experimental design 2x2 between subjects was conducted. Participants are as many as 88 student of accounting program in executive class. Two way ANOVA analyses are used to investigate hypothesis. The result show as predicted by referent cognition theory. Performance was lowest when an unfair budget target assigned using an unfair budgeting process. When the budget target assigned was fair, the fairness or unfairness of the budgeting process had no significant effect on performance. When an unfair budget target was determined using a fair budgeting process, performance was not significantly different from performance of the subjects assigned fair budget targets.

Keywords : Fairness; referent cognitions; budgeting, incentive contracting.

Jika ingin membaca Jurnal lengkapnya silahkan Klik Disini

Jurnal Akuntansi - AKU101201

Is There Bull and Bear Markets in the Indonesia Stock Exchange?
Martin P.H. Panggabean
Faculty of Economis Krida Wacana Christian University, Jakarta

Analisis Fairness dan Incentive Contracting pada Kinerja Berbasis Anggaran: Pengujian Eksperimen Atas Referent Cognition Theory
Yusnaini
Fakultas Ekonomi Universitas IBA Palembang

Spillover Volatilitas Pasar Saham Indonesia dan Singapura Periode 2001-2005
Lestano dan Julia Sucito
Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta

Analisis Faktor-Faktor yang Menentukan Fektivitas Sistem Informasi pada Organisasi Sektor Publik
Rini Handayani
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Atma Bhakti Surakarta

Ketidakpastian Tugas Sebagai Variabel Moderator Terhadap Hubungan antara Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Kepuasan Pengguna pada End User Computing
Retnaningtyas Widuri
Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra Surabaya

Efektivitas Perpaduan Komponen Anggaran dalam Prosedur Anggaran: Pengujian Kontinjensi Matching

M. Nizarul Alim
Fakultas Ekonomi Universitas Trunojoyo, Indonesia

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek¬tivitas perpaduan antar komponen anggaran dengan pengujian kontinjensi matching dengan argumen bahwa penganggaran merupakan suatu prosedur yang berurutan dan saling terkait antar komponen anggaran. Komponen anggaran yang diteliti meliputi: partisipasi anggaran, sasaran anggaran, revisi anggaran dan evaluasi anggaran. Penelitian membuktikan, bahwa partisipasi tidak berpengaruh signifi¬kan terhadap sasaran anggaran. Demikian pula sasaran anggaran tidak ber¬pengaruh terhadap kinerja manajerial. Untuk partisipasi sasaran, revisi anggaran, evaluasi anggaran dan interaksinya secara bersama mempunyai pengaruh signifikan ter¬hadap kinerja manajerial meskipun tidak signifikan. Berdasarkan hasil penelitian ini perlu penelitian lebih lanjut tentang faktor desain organisasional yang mungkin ber¬pengaruh pada prosedur anggaran dalam proses pengendalian manajemen, seperti proses peren¬cana¬an strategi (strategic planning).

Kata Kunci : komponen anggaran, kontinjensi dan kinerja manajerial

Abstract

This study investigates effect of matching among budget components in budgeting procedure on managerial performance. Budget component include budget participation, budget target, budget revision, and budget evaluation. Research finding shows that participation doesn’t have impact on budget goal. Fit between budget goal and budget revision and budget evaluation have positive effect on managerial performance but not significant. While budget revision and budget evaluation has significant effect. Empirical evidences indicate that budget revision and budget evaluation are not contingency factors of budget goal difficulty. Research suggests investigating strategic planning as contingency factor of budget procedure.

Keywords : budget component, contingency, and managerial performance.

Jika ingin membaca Jurnal lengkapnya silahkan Klik Disini

Intellectual Capital Performance Sektor Perbankan di Indonesia

Ihyaul Ulum MD
Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang, Indonesia

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi dan menganalisis Value Added Intellectual Coefficient (VAIC) dalam pengukuran kinerja yang berbasis pada nilai atas perusahaan perbankan di Indonesia selama tiga tahun, 2004-2006. Data yang digunakan adalah laporan tahunan, khususnya laporan laba/rugi dan neraca, diperoleh baik melalui website resmi masing-masing bank maupun dari website BEI. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa pada tahun 2004 dan 2006, secara umum kinerja perusahaan perbankan di Indonesia masuk dalam kategori good performers dengan skor VAIC 2.07. Sedangkan pada tahun 2005, kinerjanya turun menjadi common performers (dengan skor VAIC 1.95). Keterbatasan penelitian ini adalah data yang digunakan hanyalah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI (24 bank), sementara jumlah keseluruhan bank per Desember 2006 adalah 130. Dengan demikian hasil penelitian ini tidak dapat digunakan untuk mengeneralisir populasi.

Kata Kunci : intellectual capital, sektor perbankan, aset tidak berwujud, Value Added Intellectual Coefficient (VAICTM)

Abstract

The paper seeks to estimate and analyze the Value Added Intellectual Coefficient (VAICTM) for measuring the value-based performance of the Indonesian banking sector for three years, 2004 to 2006. Annual reports, especially the profit/loss account and balance-sheet of the banks concerned for the relevant years, were used to obtain the data. A review is conducted of the international literature on intellectual capital with specific reference to literature that reviews measurement techniques and tools, and the VAICTM method is applied in order to analyze the data of Indonesian banks for the three years period. The study confirms the improvement in the overall performance over three years. In 2004 and 2006, the overall performance of Indonesian banking sector is “good performers” (the VAICTM score is 2.07). While in 2005, the performance is “common performers” (the VAICTM score is 1.95).

Keywords : intellectual capital, banking sector, Value AddedIntellectual Coefficient (VAICTM), inta¬ngible assest

Jika ingin membaca Jurnal lengkapnya silahkan Klik Disini

Praktek Window Dressing pada Reksa Dana Saham di Indonesia Selama Periode 2001-2007

Patrick Kapugu
Ratna Wardhani
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketidakwajaran yang terjadi di sekitar tanggal pelaporan dibandingkan dengan periode lainnya atau yang disebut praktek window dressing yang terjadi di Indonesia. Melalui penelitian ini investor lebih mengetahui dampak-dampak penempatan dananya, khususnya pada instrumen investasi reksa dana. Beberapa peneliti menyimpulkan ada praktek window dressing untuk membuat laporan keuangan tampak menjanjikan bagi investor. Dari hasil penelitian diperoleh tanda bahwa terdapat praktek window dressing di sekitar tanggal pelaporan berdasarkan residual aktual dan pengaruh lagged return

Kata Kunci : window dressing, lagged return, reksa dana

Abstract

During maintaining their assets, there is an indication those days surrounding every reporting date, which is the date at each year end; fund manager behaves differently from any other dates. Some researchers and analysts conclude this behavior as what-so-called window dressing, which is a practice to present the report in favor of the investors’ expectation. This study is intended to examine the existence of such behavior in Indonesia. Some of the signals that aid in proving the existence of window dressing are the turn-of-year factor, lagged returns, and fund’s objectives. The result of this study exhibits indications of turn-of-year factor and lagged return inclined to window dressing. This study fails to verify the indications of fund’s objective inclined to window dressing because of the changing objectives during the portfolio management.

Keywords : window dressing, lagged return, fund guard

Jika ingin mengcopy silahkan Klik Disini

Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan

Vinola Herawaty
Universitas Trisakti, Indonesia

Abstrak

Tujuan penelitian ini untuk menge¬tahui secara empiris pengaruh earnings management terhadap nilai perusahaan, praktek corporate governance nilai perusahaan dan pengaruh praktek corporate governance terhadap hubungan antara earnings management dan nilai perusahaan dan memahami peranan praktek corporate governance terhadap praktek earnings management yang dilakukan yang perusahaan dalam upaya meningkatkan nilai perusahaan. Hasil penelitian membuktikan corporate governance berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan dengan variabel komisaris inde¬penden dan kepemilikan institusional. Kepemilikan manajerial akan menurunkan nilai perusahaan sedangkan kualitas audit akan meningkatkan nilai perusahaan. Komisaris independen, kualitas audit dan kepemilikan institusional merupakan variabel pemoderasi antara earnings management dan nilai perusahaan sedangkan kepemilikan manajerial bukan merupakan variabel pemo¬derasi. Earnings management dapat diminimumkan dengan mekanisme monitoring oleh komi¬saris independen, kualitas audit dan institusional ownership

Kata Kunci : corporate governance, earnings management, institusional ownership, komisaris independen, kualitas audit

Abstract

The objective of the empirical study is to examine the role of Corporate Governance Practices as a variable that moderates the effect of Earnings Management to the value of the firm. The result gives the evidence that corporate governance practices that have a significant impact to the value the firm are outside independent director and institutional ownership, in the model regression with moderating variable. It also indicates that Independent director, audit quality and institutional ownership are moderating variables of the relationship between earnings management and the value of the firm, but not the managerial ownership. Thus, earnings Management can be minimized with the monitoring mechanism i.e. (1) independent director that can monitor the management of the company in aligning the interest of principal and agent, (2) institutional ownership shareholders - the sophitisticed investor that also monitor the management to decrease the motivation of management to manipulate Earnings and (3) audit quality with the role of auditors to give the credibility of the reported financial statement by management.

Keywords : corporate governance, earnings management, institutional ownership, outside independent director, institutional ownership, audit quality

Jika ingin mengcopy silahkan Klik Disini

Mengapa Perlu Menghapus SPT Tahunan 1721?

Yenni Mangoting
Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra, Indonesia

Abstrak

Pemberi kerja yang dalam hal ini bertindak sebagai pemotong pajak, menghitung PPh pasal 21 dalam dua tahap, yaitu 1) menghitung PPh pasal 21 masa yang dilaporkan dan disetorkan setiap bulan dan 2) Perhitungan ulang PPh Pasal 21 dengan menjumlahkan semua penghasilan yang diterima dalam satu tahun pajak dan dilaporkan dalam SPT Tahunan dengan form 1721. Kekurangan pembayaran harus dilunasi sebelum tanggal 25 Maret tahun pajak berikutnya. Oleh karena itu pemberi kerja biasanya tidak mengitung PPh pasal 21 masa berdasarkan penghasilan yang sebenarnya. Selain karena secara administrasi merepotkan, pemberi kerja juga di beri kesempatan menghitung kembali PPh Pasal 21 sebagai dasar pengisian Form 1721 - A1 atau 1721 A2. Penghitungan kembali PPh Pasal 21 pada akhir tahun menjadi perhitungan final hasil revisi perhitungan PPh 21 masa.

Kata Kunci : pemberi kerja, SPT Tahunan PPh Pasal 21, SPT Masa PPh Pasal 21, Wajib Pajak

Abstract

Employers as a withholders calculate employment income tax with two ways, there are 1) calculate employment income tax in the case of periodical tax return and 2) re-count for employment income tax and combine all the income that incurred in tax year and report them in to annual income tax return form 1721. Under payment of tax liability must be paid at the latest on the 25th day of the third month after a fiscal year ended. Because of that employers actually not calculate employment income tax base on real income. This system actually make difficulties and in addition withholders have an opportunity by rule for re-count employment income tax as base for fill up annual income tax return form 1721- A1 or 1721 A2 . Employment income tax calculation in year ended was final result.

Keywords : with holders, annual income tax returne from 1721, periodical tax return, tax payer

Jika ingin mengcopy silahkan Klik Disini

Jurnal Akuntansi - AKU060801

Dampak Manajemen Laba terhadap Relevansi Informasi Akuntansi: Bukti Empiris dari Indonesia
Hadri Kusuma
Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia
Pengaruh Kompetisi Pasar dan Computer-Aided Manufacturing Terhadap Penggunaan Multiple Performance Measures
Megawati Hutagalung
Badan Pemeriksa Keuangan RI
Mahfud Sholihin
Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Jogyakarta
Teknologi Tugas yang Fit dan Kinerja Individual
Vivi Ani Susanti
Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Unika Widya Mandala, Surabaya
Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan dan Pengaruh Kepercayaan Terhadap Loyalitas Pengguna Internet Banking di Surabaya
Sri Maharsi
Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra, Surabaya
Fenny
Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra, Surabaya
Partisipasi Pengguna dalam Pengembangan Sistem Informasi (Telaah Literatur)
Priyo Hari Adi
Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga

Jurnal Akuntansi - AKU060802

Studi Tentang Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap Return Saham pada BEJ
Rr. Iramani, Ansyori Mahdi
Staf Pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi PERBANAS, Surabaya
Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap Perubahan Harga Saham Sebelum dan Sesudah Ex-Dividend Date di Bursa Efek Jakarta (BEJ)
Lani Siaputra
Alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra, Surabaya
Adwin Surja Atmadja
Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra, Surabaya
Studi Banding Penyusunan Laporan Keuangan dengan Metode Historical Cost Accounting dan General Price Level Accounting pada Masa Inflasi
David Sukardi Kodrat
Staf Pengajar Fakutas Ekonomi Universitas Ciputra, Surabaya
Factors Influencing The Extent of Web-Based Disclosure: An Empirical Analysis of Indonesian Manufacturing Firms
Ronny Prabowo, Kurniawan Sekar Angkoso
Lecturer of Satya Wacana Christian University, Salatiga-Indonesia
Sex-Role Stereotype dalam Rekrutmen Pegawai Akuntansi dan Keuangan: Observasi terhadap Pola Rekruitmen Terbuka di Media Masa
I Made Narsa
Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga, Surabaya

Jurnal Akuntansi - AKU070901

Kepemilikan Manajeral: Kebijakan Hutang, Kinerja dan Nilai Perusahaan
Yulius Jogi Christiawan dan Josua Tarigan
Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra, Surabaya
Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap Kebijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas Sebagai Variabel Penguat : (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode 2002-2003)
Michell Suharli
Staf Pengajar Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Nasabah Menggunakan Internet Banking dengan Menggunakan Kerangka Technology Acceptance Model (TAM)
Sri Maharsi
Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra, Surabaya
Yuliani Mulyadi
Alumni Universitas Kristen Petra Surabaya
The High-Volume Return Premium
Widuri Kurniasari
Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Unika Soegijapranata Semarang
Biaya Tanggung Jawab Sosial Sebagai Tax Benefit
Yenni Mangoting
Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra, Surabaya
Email:yenni@peter.petra.ac.id

Jurnal Akuntansi - AKU070902

Struktur Meta Teori Akuntansi Keuangan (Sebuah Telaah dan Perbandingan antara FASB dan IASC)
I Made Narsa
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga, Surabaya
Pengaruh Level of Assurance, Reputasi Kantor Akuntan Publik, Struktur Modal Calon Debitur, dan Ukuran Bank Terhadap Keputusan Pemberian Kredit Bank di Indonesia
Elisa Tjondro
Staf Pengajar Fakultas EkonomiUniversitas Kristen Peta, Surabaya
Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Faktor Ekstern, Kesempatan Investasi dan Pertumbuhan Assets Terhadap Keputusan Pendanaan Perusahaan yang Terdaftar Pada Bursa Efek Jakarta : (Studi pada Industri Manufaktur Masa Sebelum Krisis dan Saat Krisis)
Tri Ratnawati
Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus Surabaya
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Pemanfaatan Sistem Informasi dan Penggunaan Sistem Informasi (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta)
Rini Handayani
Staf Pengajar STIE Atma Bhakti Surakarta
Pengaruh Board Diversity Terhadap Nilai Perusahaan dalam Perspektif Corporate Governance
Sari Kusumastuti, Supatmi, dan Perdana Sastra
Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga

Jurnal Akuntansi - AKU081001

Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap Audit Delay dan Timeliness
Sistya Rachmawati
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta-Indonesia
Analisis Pengaruh Human Capital Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Indonesia)
Martina Dwi Puji Astri Ongkorahardjo,
Antonius Susanto,
Dyna Rachmawati
Fakultas Ekonomi, Universitas Widya Mandala, Surabaya-Indonesia
Pendeteksian Kecurangan (Fraud) Laporan Keuangan oleh Auditor Eksternal
Tri Ramaraya Koroy
STIE Nasional Banjarmasin, Indonesia
User Satisfaction Using Webqual Instrument: A Research on Stock Exchange of Thailand (SET)
Josua Tarigan
Faculty of Economics, Petra Christian University, Surabaya-Indonesia
Variasi Penghitungan dan Penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 21
Arja Sadjiarto
Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra, Surabaya-Indonesia

Jurnal Akuntansi - AKU081002

Efektivitas Perpaduan Komponen Anggaran dalam Prosedur Anggaran: Pengujian Kontinjensi Matching
M. Nizarul Alim
Fakultas Ekonomi Universitas Trunojoyo, Indonesia
Intellectual Capital Performance Sektor Perbankan di Indonesia
Ihyaul Ulum MD
Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang, Indonesia
Praktek Window Dressing pada Reksa Dana Saham di Indonesia Selama Periode 2001-2007
Patrick Kapugu
Ratna Wardhani
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan
Vinola Herawaty
Universitas Trisakti, Indonesia
Mengapa Perlu Menghapus SPT Tahunan 1721?
Yenni Mangoting
Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra, Indonesia

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Financial Sustainability Ratio pada Bank Umum Swast Nasional Non Devisa Periode 1995-2005

Luciana Spica Almilia, Nanang Shonhadji, Angraini
STIE Perbanas Surabaya

Abstrak

Penelitian ini betujuan untuk menguji konsistensi model prediksi kinerja keuangan pada Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa periode 1995-2005. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa yang diproksikan melalui Financial Sustainability Ratio (FSR). Sampel yang terpilih dalam penelitian ini dengan metode purposive sampling berjumlah 28 bank umum swasta nasional non devisa yang terdaftar di direktori Bank Indonesia selama tahun 1995-2005. Analisis yang digunakan adalah regresi berganda dengan menggunakan metode stepwise. Pada hasil pengujian konsistensi model prediksi kinerja keuangan pada Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa periode 1995-2005 menunjukkan variabel independen terdiri dari rasio-rasio keuangan bank dan sensitifitas bank terhadap variabel makro ekonomi dan terhadap variabel dependen yaitu Financial Sustainability Rasio (FSR) mengalami perubahan struktural di Indonesia pada Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa selama periode 1995-2005. Sehingga penelitian ini menyimpulkan bahwa model prediksi kinerja keuangan pada Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa tidak konsisten pada periode 1995-2005.

Kata Kunci : kinerja keuangan, financial sustainability ratio, variable makro ekonomi, variable mikro ekonomi, kinerja keuangan.

Abstract

This study is aimed to test the consistency of time period model, whether the information that previously affects today’s performance can be used to predict the performance in the future, and how the consistency of Indonesia banking financial prediction model formulation equation in order to detect bank condition and performance in the period of pre-economic crisis (1995-1996), during economic crisis (1997-1999) or post-economic crisis (2000-2005) is since bank condition and health is the interest of all relevant parties namely bank owner and manager, customers, Bank Indonesia in its capacity as the supervisor and builder, and the government. The samples are Non Foreign Exchange National Private Banks listed in Indonesian Banking Directory during the period after economic crisis in 1995 – 2005 and Indonesian Financial Economic Statistics Monthly Statement for economic macro indicator. The sampling is performed by means of purposive method (purposive sampling). Dependent Variable in this study is Financial Sustainability Ratio and independent variable in this study is Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Return On Assets, Operational Cost Ratio to Operational Income, Loan to Deposit Ratio, Money Supply Sensitivity, General Customer Price Index Sensitivity and SBI Interest Rate Sensitivity. The result of this study shows that model financial sustainability ratio did not have structural stabilization in 1999 – 2005.

Keywords : financial prediction, financial sustainability ratio, macroeconomic variable, financial performance

Jika ingin mengcopy silahkan Klik Disini

Hubungan Corporate Governance, Corporate Social Responsibilities dan Corporate Financial Performance Dalam Satu Continuum

Etty Murwaningsari
Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh antara struktur Coorporate Governance yang diproksikan sebagai kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial terhadap corporate social responsibility dan corporate social responsibility terhadap corporate financial performance. Penelitian menggunakan data sekunder dari laporan tahunan 2006 perusahaan publik yang terdapat di Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel dalam penelitian ini sebanyak 126 perusahaan. Melalui pendekatan analisa jalur (path analysis) menunjukkan Good Corporate Governance yaitu kepemilikan managerial dan institusional mempunyai pengaruh terhadap kinerja perusahaan Good Corporate Governance yang diamati melalui kepemilikan managerial dan institusional, mempunyai pengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Pengujian variabel control, yaitu CEO Tenure mempunyai pengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Sedangkan jenis Industri tidak mempunyai pengaruh terhadap CSR. Untuk Corporate Secretary dan Komite Nominasi dan Remunerasi juga tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja perusahaan.

Kata Kunci : corporate governance, corporate social responsibility, corporate financial performance, kepemilikan institusional, kepemilkan mangerial, CEO tenure, corporate secretary, komite nominasi dan remunerasi

Abstract

This research aims to identify the influence of Good Corporate Governance, represented by institutional ownership and managerial ownership, on Corporate Social Responsibility and Corporate Financial Performance, and also to observe the possible influence of Corporate Social Responsibility on Corporate Financial Performance. This research examines 126 manufacturing companies which are listed in Indonesian Stock Exchange (ISX) and have issued an audited financial statement for 2006. The statistical method used to test the hypothesis is Path Analysis. The result suggests that Good Corporate Governance influences both the disclosure of Corporate Social Responsibility and Corporate Financial Performance and that Corporate Social Responsibility significantly influences Corporate Financial Performance. The result also suggests that CEO Tenure, the controlling variable, holds a significant influence on the disclosure of Corporate Social Responsibility. Yet, there is no strong evidence to support the type of industries as an influencing factor of Corporate Social Responsibility. Furthermore, we found that the latter condition would also apply when we analyze the influence of Corporate Secretary and Nomination and Remuneration Committee on Corporate Financial Performance.

Keywords : corporate governance, corporate social responsibilities, corporate financial performance, institutional ownership, managerial ownership, CEO tenure, corporate secretary, nomination and remuneration committee.

Jika ingin mengcopy silahkan Klik Disini

make cash

Posting Terbaru

Recent Posts

Arsip

Facebook

Hai Teman ...

Disini saya mau sharing pengetahuan tentang Akuntansi dan Perpajakan yang pernah saya pelajari, kalau ada kritikan atau saran jangan lupa isi komentarnya.
Besar harapan semoga tulisan disini dapat bermanfaat dan menambah wawasan.
Bila anda menemukan kesulitan dalam penyusunan Laporan Keuangan dan Laporan Pajak untuk Perusahaan anda.
Jangan Khawatir kami siap membantu, hubungi 081214712733

Sekarang

Ayat-ayat Al Quran

Chat

Katagori

Pengunjung

free counters
Locations of visitors to this page